Click di bawah untuk informasi baru...
Selasa, 28 Desember 2010
Kelahiran Yesus Kristus
Mengapa dunia merayakan kelahiran Yesus pada 25 Desember? Kelahiran Yesus tidak pernah dirayakan sampai tahun 336. Kelahiran-Nya mulai dirayakan setelah kaisar Roma yang bernama Konstantin (285-337) menyatakan diri menjadi pemeluk agama Nasrani.
Sudah menjadi tradisi setiap 25 Desember penduduk kota Roma merayakan pesta besar yang disebut Saturnalia Romawi untuk menyambut kembalinya matahari ke belahan bumi utara setelah mencapai garis balik selatan. Ketika siang hari menjadi lebih panjang, dewa matahari dianggap telah lahir kembali dan mereka bergembira-ria sambil tukar-menukar hadiah.
Ketetapan untuk mengkonversikan 25 Desember menjadi hari raya Nasrani dengan menjadikannya sebagai hari kelahiran Yesus dilakukan oleh Paus Julius I pada pertengahan abad 4 di kota Roma (Worldwide Church of God, 1985 "The Plain Truth About Christmas"). Ketetapan tersebut tidak dapat diterima oleh gereja-gereja di Yerusalem yang menolaknya sampai abad 6 (Wagner, C. 1995 "Bridges for Peace"). Setelah itu secara tidak resmi umat Nasrani menerima 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus, walaupun banyak yang mengetahui bahwa itu bukan tanggal yang sesungguhnya.
Ada juga diperoleh dari hitungan Yesus mati disalibkan tanggal 14 Nisan kalender Yahudi,yang sama dengan 25 Maret kalender Yulian yang dipakai Gereja barat.Karena setiap umur hidup manusia dipandang harus genap dalam hitungan tahun,maka kematian Yesus 25 Maret disamakan dengan hari Ia dikandung maria.Jika dalam 25 Maret ditambahkan 9 bulan maka kelahiran Yesus didapat 25 Desember.Sedangkan Gereja timur merayakan natal pada 6 Januari karena meyakini 14 Nisan sama dengan 6 April kalender Yulian, merupakan awal Maria mengandung Yesus ditambah 9 bulan maka di dapat 6 januari sama dengan perayaan Ephipania.
Dan sesuai dengan gambaran yang dilukiskan oleh Lukas mengenai peristiwa besar itu. Injil ini menulis, "Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam" (Lukas 2:8). Sejak zaman Alkitab sampai sekarang, gembala di Betlehem meninggalkan padang penggembalaan di musim dingin dengan berlindung di gua-gua yang disebut Grotto yang banyak terdapat di sekitar Betlehem. Karena malam yang dingin itu, dalam bulan Desember, apalagi tanggal 25 tidak akan ada gembala-gembala yang berada di padang bersama domba-domba. Biasanya mereka menggiring kawanan domba mereka ke padang setelah hari raya Paskah sampai hujan pertama atau salju tipis di awal Oktober. Ini berarti peristiwa kelahiran Yesus terjadi dalam selang waktu di antara Paskah di awal April sampai awal Oktober. Usaha untuk mendapatkan tanggal dan bulan kelahiran-Nya yang tepat ternyata tidak membuahkan hasil yang memuaskan, sehingga tanggal 25 Desember tetap dipakai sebagai patokan. Alasan yang dikemukakan biasanya, "Tidak ada seorang pun tahu kapan Ia lahir. Karena sudah ada yang menetapkan lebih dulu 25 Desember, maka kita pakai saja, yang penting kita memberikan satu hari dalam satu tahun untuk merayakan kelahiran-Nya." Bagi orang yang memiliki sikap kritis dalam mencari kebenaran sejarah, jawaban ini tentu belum cukup memuaskan. Penyelidikan di lingkungan Kristen selama ini dilakukan dengan melupakan suatu prinsip penting dalam kehidupan Yesus bahwa Ia datang untuk menggenapi Taurat dan bukan meniadakannya (Matius 5:17).
Dan bagaimana dengan perhitungan tahunnya.Kelahiran Yesus jelas harus terjadi sebelum kematian Raja Herodes Agung yang ingin membunuhnya dengan memerintahkan pembunuhan semua bayi berumur di bawah 2 tahun di Betlehem (Matius 2:16). Flavius Josephus (37-100), sejarawan Yahudi abad pertama, mengatakan bahwa sesaat sebelum Herodes meninggal telah terjadi gerhana bulan yang menurut para pakar perbintangan terjadi pada 13 Maret tahun 4 sebelum Masehi (Antiquities of the Jews, XVII, vi, 167). Dengan mengacu pada taksiran Herodes bahwa bayi yang baru lahir itu tidak lebih dari 2 tahun usianya, maka taksiran intelektual tahun kelahiran Yesus sekitar tahun 4-5 sebelum Masehi.
Kekeliruan penetapan tahun 1 tarikh Masehi oleh imam Italia Dionysius Exiguus yang hidup di abad 6 mengakibatkan kelahiran Yesus tidak terjadi pada tahun 0 (nol) Masehi, Anno Domini (op cit, 1985). Ini berarti 2000 tahun sebelum Yesus lahir adalah tahun 1996; sedangkan tahun 2000 kemarin yang dihebohkan dengan "kutu mileniumnya" tidak lain adalah tahun 2004 setelah Kristus lahir.
Banyak pendapat berbeda bahwa kelahiran Yesus bukanlah 25 Desember, dan itu bukan menjadi suatu masalah yang perlu kita ketahui kebenarannya. Yang perlu kita yakini adalah kasih dan damaiNya saat Dia lahir ke dunia ini.
terimakasih buat.
http://agama.kompasiana.com/
http://sabda.org/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar