Click di bawah untuk informasi baru...

Sabtu, 25 September 2010

Metode Amputasi kedokteran telah digunakan pada Zaman Batu


Tabib-tabib zaman batu ternyata punya metode pengobatan yang lebih maju dari yang kita bayangkan, hal ini terbukti seiring penemuan baru tentang metode pembedahan yang dilakukan 7000 tahun yang lalu. Adanya metode pengobatan yang maju pada tahun 4900 SM menjadi tantangan dan titik balik dunia kedokteran saat ini.



Dalam sebuah situs Neolitik yang ditemukan tahun 2005 di Buthiers-Boulancourt, 40 kilometer di selatan Paris, para ilmuwan menemukan kerangka orang tua yang terkubur hampir 7.000 tahun yang lalu. Pengujian menunjukkan adanya amputasi yang disengaja dan dinyatakan sukses, di mana sebuah batu tajam digunakan untuk memotong tulang humerus pria itu di atas indent trochleanya.
Yang paling mengesankan adalah pasien bahkan dibius. Lengan pria itu bersih terputus, dan luka dirawat dalam kondisi steril. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa tabib zaman batu sudah melakukan trephinations (yaitu, memotong melalui tengkorak), tetapi metode amputasi belum pernah terdengar sampai sekarang.

Menurut sebuah makalah penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Antiquity, pemeriksaan makroskopik tidak menunjukkan infeksi apapun pada tubuh pasien dengan amputasi ini, menunjukkan bahwa pembedahan dilakukan dalam kondisi yang relatif aseptik.
Para ilmuwan mengemukakan bahwa pasien selamat pada operasi tersebut, dan meskipun ia menderita osteoarthritis, ia hidup paling tidak bertahun-tahun sesudah pengobatan itu.

Menurut Daily Mail, peneliti Cécile Buquet-Marcon mengungkapkan bahwa tanaman penghilang rasa sakit dan mengandung halusinogen seperti Datura adalah yang paling mungkin digunakan, dan tanaman lain seperti Sage yang mungkin digunakan untuk membersihkan luka.

Hilangnya lengan bawah pasien tidak membuat dia terkucilkan dari masyarakat. kuburannya kurang-lebih setinggi 6,5 kaki dan berisi kapak sekis, batu api, dan sisa-sisa hewan yang masih muda, yang menunjukkan peringkat sosial yang tinggi.



(theepochtime, wikipedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar